Jumat, 08 Januari 2016

Berprasangka Baik



Siapa yang pernah melihat atau bahkan merasakan ketidakadilan?
Siapaaaa?
Haha, iyaaa.. nggak usah teriak dan angkat tangan sampai segitunya jugaa..
Samaaaa, aku juga pernaaaahh..
Wajar si memang, di dunia ini banyak banget yang namanya ketidakadilan.
Yaaaa,, mau gimana ya, memang gitu adanya ~

Merasa tidak dihargai atasan?
Merasa selalu disalahkan atasan?
Merasa tidak pernah benar dimata atasan? (ini sama kaya poin 2 yak, haha)
Dan merasa-merasa hal lain yang nggak enak dan bikin sakit hati?
Tenang tenang, banyak temennya, termasuk aku juga #eh, haha

Menjadi atasan atau pemimpin memang bukan hal yang mudah ya.
Memimpin diri sendiri aja sering nggak adil, apalagi memimpin orang lain atau  menjadi atasan orang lain.
Menjadi orang yang dibenci bawahan, tidak disukai banyak orang, menjadi suatu keniscayaan bagi seorang pemimpin.
Pemimpin yang baik aja pasti ada orang yang nggak suka, apalagi menjadi pemimpin yang nggak baik ya.

Hari ini aku belajar satu hal dari temen dan atasanku.
Bahwa sebagai seorang pemimpin nggak baik ya kalo menuduh suatu hal tanpa dia melihat secara langsung.
Mengambil kesimpulan berdasarkan prasangka.
Menuduh dan membandingkan ini itu tanpa kroscek terlebih dahulu keadaan yang terjadi dilapangan.
Bukan mau membela temen, tapi untuk kasus ini, insyaAllah aku tau keadaan dan kondisi temenku itu, hehe

Yaaah, betapa pentingnya kita bertanya atau konfirmasi terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan.
Bukan cuma berlaku bagi pemimpin aja sih, bagi kita semua, bagi siapa saja, bagi orang dalam lingkungan dan keadaan apapun, memang berprasangka itu suatu hal yang nggak baik kan ya?
Apa lagi kalo prasangka itu diutarakan sama orang, dan ternyata orang tersebut tidak melakukan hal itu.
Nah, kan jadi bikin sakit hati deh ujungnya.. 

Astaghfirullah, jangan-jangan aku sering berprasangka juga ya Rabb.
Sering secara nggak sadar mengambil kesimpulan tanpa kroscek terlebih dahulu?
Sering mikir yang buruk tentang orang lain?
Ampuni hamba ya Rabb atas segala khilaf yang mungkin nggak hamba sadari.

Padahal kan harusnya kita beri udzur sama saudara kita ya.
Jangan apa-apa ambil kesimpulan yang jelek-jelek.

Ja'far bin Muhammad Rahimahullah berkata :
Apabila sampai dari saudaramu sesuatu yang kamu ingkari, maka berilah ia udzur sampai 70 udzur. Bila kamu tidak mendapatkan udzur, maka katakanlah, "Barangkali ia mempunyai udzur yang aku tidak ketahui."
(HR. Baihaqi dalam Syu'abul Iman)

Nah tuh, 70 udzur loh, kita eh aku maksudnya, cuma baru mengemukaan 2-3 kemungkinan aja langsung menyimpulkan yang tidak baik, hihi *malu*
Padahal kita mungkin nggak lebih mulia dari orang di sebelah kita, jadi merasa kecil ya.
Ya Rabb, mungkin secara nggak disengaja, selama aku kerja, sering membuat orang tidak nyaman, membuat orang sakit hati, dan hal buruk lainnya yang aku lakukan.
Ampuni ya Rabb..
70 udzur ya wi, ingat ituuuu ~






@wiwi_khaylila














0 komentar:

Posting Komentar



Diberdayakan oleh Blogger.

© wiwi's blog, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena | Modify by Wiwi Khaylila