Sabtu, 07 Desember 2013

Seperti Itukah Pernikahan?

Pada suka liat gosip nggak?
Kalo aku sih jujur aja enggak suka, hehe
Tapi berhubung sekarang teknologi sudah teramat maju, aku yang hampir nggak pernah liat TV dan nggak suka nonton gosip pun tetep aja tau gosip-gosip selebriti yang lagi jadi trending topic.
Berita yang hampir tiap detik bersliweran di timeline twitter, di beranda facebook, di situs-situs berita online. Pokoknya nggak ada cerita ketinggalan berita deh, hehe
Dan akhir-akhir ini yang jadi perhatian aku pribadi adalah cerita si penyanyi dangdut yang ditinggal sama suaminya.
Nggak perlu sebut nama deh ya, kalian malah mungkin lebih tau cerita ini daripada aku, hehe


Jujur, aku pribadi kasihan liat kehidupan pernikahannya dia sekarang.
Sang istri tinggal dimana, sang suami tinggal dimana.
Miris. "Ya Allah, seperti itu kah berumah tangga? seperti itukah pernikahan?"
Kita sama-sama tau ya, dulu dia seperti apa saat masih pacaran, kenapa setelah menikah keadaan malah berbalik 360 derajat?


Oke, mungkin contoh yang aku paparkan terlalu jauh untuk dijangkau, lebih mengena mungkin cerita yang benar-benar ada disekitarku.
Beberapa hari yang lalu, aku membaca status di beranda facebook.
Status yang sukses membuat aku mengelus dada.
Kenapa?
Karena menurutku, kata-kata yang tersusun menjadi kalimat di status itu amat sangat tidak pantas untuk diposting di sosial media semacam facebook.
Yap, jadi status itu adalah status dari seorang suami yang mengambil alih account facebook istrinya.
Apa status facebook itu?
Aaaahh, aku bahkan nggak berani untuk menulis atau sekedar mengutipnya.
Takut aku ikutan kena dosa juga, hehe
Pada intinya sih itu suami membeberkan kejelekan sang istri dimatanya, sumpah serapah, kata-kata yang teramat sangat tidak pantas.
Jujur, aku sendiri sebagai perempuan sedih bacanya, bagaimana rasanya sang istri membaca tulisan dari suaminya sendiri (_)
Ya Allah, pertanyaan yang sama pun berulang kali muncul.
"Seperti itukah pernikahan?"


Kemana cinta mereka?
Cinta yang selalu mereka perlihatkan saat mereka masih pacaran.
Kemesraan, kata pujian, kata sayang, kata cinta yang selalu mereka ungkapkan saat mereka masih pacaran, kemana perginya sekarang?
Sudah hilang tak berbekas?
Ya Allah, secepat itu kah?
Sedih liatnya ya Allah.
Kemana cinta mereka dulu?
Hilang tak berbekas?
Cinta cuman ada saat mereka pacaran?
Saat menikah, berumah tangga dan masalah hidup mulai muncul satu persatu, cinta itu pun hilang terkikis oleh masalah hidup yang ada?
Haruskah seperti itu ya Rabb?
Pertanyaan yang sama kembali muncul.
"Seperti itukah pernikahan?"


Oke, sedikit banyak aku tau bahwa cinta tidaklah cukup untuk membangun kehidupan berumah tangga, ada banyak faktor pendukung lain, banyak, dan teramat banyak hal yang harus dipersiapkan untuk membangun suatu kehidupan berumah tangga.
Komitmen, ilmu, rasa tanggung jawab.
Cinta?
Tetap penting, tapi ketika menikah cinta itu haruslah dibangun lebih kuat lagi.
"Membangun cinta lah saat kita sudah berumah tangga"
Itu salah satu ilmu yang aku dapat dari salah satu buku yang aku baca. 


Masalah.
Aku amat sangat yakin dan percaya bahwa yang namanya masalah akan muncul dalam hidup berumah tangga.
Kata orang sih, hidup tanpa masalah bagai sayur tanpa garam, hehe
Sudah pasti lah, cepat atau lambat masalah dalam pernikahan atau berumah tangga akan muncul.
Dan menurutku, disini lah tingkat kedewasaan dan ilmu kita diuji.
Semakin dewasa dan semakin banyak ilmu yang sudah kita persiapkan untuk menuju kehidupan berumah tangga, sikap kita dalam menghadapi permasalah berkeluarga insyaAllah akan lebih tenang dan bijak.
Dan pasti akan berbeda dengan orang yang kurang dewasa dan kurang membekali dirinya dengan ilmu saat dia memutuskan untuh berumah tangga.
Iya nggak? Bener apa bener? :D



Harusnya setelah menikah mereka tetap bahagia dong ya, malah seharusnya lebih bahagia daripada saat mereka masih pacaran.
Lah wong kalo udah nikah yang namanya rindu aja dapet pahala kan ya?
Apalagi hal-hal romatis lain, mencium pasangan, berpelukan, dan lain sebagainya, udah lah bikin seneng, berpahala pula, hehe


Terus siapa yang salah dengan pasangan yang aku contohkan diatas tadi?
Hehe.. entah lah, kalo dari aku pribadi, mungkin mereka masih kurang memahami hakekat dari pernikahan itu sendiri.
Visi misi pernikahan mereka mungkin kurang jelas.
Atau, mereka lupa tidak mengikut sertakan Allah SWT dalam kehidupan pernikahan mereka.
Kalo mereka menyertakan Allah, aku yakin kalopun mereka sedang ada masalah, mereka tidak akan menyebar luaskan masalah rumah tangga mereka di media atau jejaring sosial, mereka tidak seharusnya menyebar (maaf) kasarannya tuh aib keluarga mereka sendiri.
Mereka pasti akan lebih bijak menghadapi masalah dan mencari solusi bagi masalah rumah tangga mereka jika mereka selalu menyertakan Allah SWT dalam kehidupan rumah tangga mereka.


Ya Allah, ampuni hamba, hamba pun tau bahwa hamba tidak lebih baik dari mereka.
Tapi semoga cerita mereka bisa menjadi pelajaran buat aku pribadi, bahwa apapun itu, menikah, beribadah, bekerja, akan sangat lebih terarah bila selalu menyertakanMu dan menjalaninya dengan ilmu.
Yap, semua harus didasari dengan ilmu. :D


Belajar lah, dan terus lah belajar, jangan pernah puas dengan ilmu yang sudah kita miliki, karena boleh jadi, ilmu itu bahkan belum cukup untuk menjadi bekal kita menjalani kehidupan yang lebih serius kedepannya.
Menikah lah, tetapi iringi niat baik itu dengan ilmu dan selalu sertakan Allah SWT dalam setiap langkah kita.
Allah menjanjikan pahala dan surga kan 
dalam kehidupan berumah tangga?
Akan teramat menyesal jika kita tidak menggunakan ilmu dalam menjemput pahala dan surga itu, hehe


Contoh diatas cukuplah jadi pelajaran buat kita.
Agar kita bisa lebih dewasa dalam menyiapkan dan menjalani kehidupan berumah tangga kelak.
Lihat, keluarga yang membangun rumah tangga mereka dengan selalu menyertakan Allah SWT dan ilmu, subhanallah kehidupan rumah tangga mereka bahagia.
Jadi, hayuk siap kan ilmu kita untuk kehidupan berumah tangga kelak, dan tentunya dari sekarang kita juga harus selalu menyertakan Allah SWT dalam setiap langkah kita.
Perbaiki diri, perbanyak ilmu, mendekatkan diri kepadaNya, agar kelak kita dipertemukan dengan jodoh yang terbaik yang sudah Allah siapkan untuk kita.
Jodoh yang akan menjadi patner kita dalam menggapai pahala dan ridhaNya, aamiin ya Rabb ʃƪ˘)










@wiwi_khaylila






4 komentar:

  1. Ane bbrp hri yg lalu diberi nasehat sama dr yayuk un "menikahlah krn agamanya".. simple, mengena.. tak hrus seorang ust, tak hrus yg hfal aquran (wlwpn lbh bagus klo dpt itu sii) :D
    Tp yg ak tngkp dr nasehat bliau adlh, ya mnikahlah dg yg pnya ilmu, ilmu apa? Ilmu agama pasti,ilmu ttg khidupan, dan ygpsti dia tau ilmu ttg bgmn dunia dan akhirat itu bkerja. Di t-line fbku jg byk yg kyk gtu un. Bukan tdk pnts lg,smpe speechless dah >,<

    BalasHapus
  2. Setuju deh sama kamu un, sini cium dulu :* haha
    iya bener un, bahkan Allah menjanjikan bahwa orang berilmu akan dinaikan derajatnya kan ya?
    karena betapa pentingnya ilmu itu untuk bekal menjalani hidup dan bekal kita di akher kelak.
    Dan yap, ketika kita menikah dengan orang yang berilmu dan kita tentunya juga membekali diri kita dengan ilmu (ilmu agama, kehidupan dsb) insyaAllah kehidupan rumah tangga kita akan lebih berjalan dengan baik.
    Kalo pun masalah muncul, insyaAllah kita bisa mencari solusi yang terbaik, bukan malah berkoar di sosial media.
    Miris ya un liatnya.. T.T
    Semoga kelak kita tidak menjadi orang-orang yang dicontohkan diatas ya un, aamiin :D

    BalasHapus
  3. mba wiiiiii...... (h)
    kerennnnn isi tulisannya bisa buat direnungkan
    yang jelas yangnamanya RUMAH TANGGA itu rumit, yang SEDERHANA namanya RUMAH MAKAN
    hehe katanya :d

    BalasHapus
  4. haha.. pinter yaaa..
    rumah makan peteng sederhana ya.. :-d

    hayo yg dari kemaren ngomongin nikah mulu..
    ilmunya dulu mari dipersiapkan.. :>)

    BalasHapus



Diberdayakan oleh Blogger.

© wiwi's blog, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena | Modify by Wiwi Khaylila